maandag 27 februari 2012

Her First Big Trip

Indonesia!
Yes it is!
So small but so easy to be carried on a great trip for 5 weeks!

Awalnya deg-degan juga aku membawa kamu sendiri selama 5 minggu ke Indonesia. Papa tak bisa ikut karena kerja. Akhirnya Oma Willy ikut, walau hanya untuk 2 minggu pertama saja.

Ternyata.... kamu pintar sekali nak!Nggak nangis sama sekali! Malah mata kamu itu loh, susah banget dimeremin, ingin lihat semua, ingin menyaksikan semua. Padahal kamu sudah capek. Sudah lelah lihat semua hal. Begitu sampai Jakarta, justru kamu ingin tidur, tapi nggak bisa karena semua orang ingin main sama kamu. Kasian anakku.

Dua hari pertama kami tak ke mana-mana, hanya beli beberapa hal saja di junction. Walau kamu tidak bilang kamu lelah, mami tahu kamu capek menyaksikan dan mengalami semua hal yang baru. Kalau kamu bisa ngomong, kamu pasti bilang, "banyak banget orang sih mam! Pusing aku!"

Semua tante, om, kakak dan sanak saudaramu penasaran sama kamu. Semua ingin say hello, ingin gendong, ingin main, ingin jembil jembil, ingin menatap kamu deh pokoknya. Haah, kapan istirahatnya??? Apalagi Oma, tak satu detik pun dia lewatkan tanpamu lima minggu itu. Betapa dia ingin selalu dekat kamu, nak.

Setelah seminggu adaptasi akhirnya keluar jugalah... kamu diare... Awalnya aku tenang, tapi begitu kamu mulai merintih kesakitan karena pantat kamu merah-merah, mami mulai khawatir. Kalau di Belanda kamu tak akan diberi apa pun oleh dokter, paling obat untuk ruam popokmu saja. Awalnya mami pun tak ingin ajak kamu ke dokter... ah yah... tapi mana bisa seperti itu di Indonesia. Oma ngomong begini, tante ngomong begitu, kakak ngomong begini, mba ngomong begitu... aaah, aku tak punya suara! Tapi ini anakku! Aku yang paling tahu apa yang dia butuhkan dan perlukan!


Untungnya setelah beberapa hari kamu pun sehat lagi... Namun dua minggu berikutnya ... Panas! AAAAh kenapa ini... Oh Jakarta, udaramu sumber penyakit!Untuk kedua kalinya kamu harus ke dokter, karena suara mamamu ini yang ingin supaya kamu sakit dan pulih dirumah tanpa obat-obatan yang merusak tubuh itu, tak didengar, semua ingin kamu dibawa ke dokter dan dapat obat! Kenapa sih harus obat obat dan obat melulu, kalau masih bisa dirumah saja dan biar ditunggu sampai sembuh saja kan lebih baik. ... antibiotik yang tadinya tak mau aku berikan pun terpaksa diberi.... karena... pendapatku tak dipandang... Maafkan mami ya nak, kalau kamu akhirnya harus merasakan obat yang tidak enak itu.

Walau kamu sakit, mamimu sudah terlanjur membooking fotografer untuk sesi foto. Tak bisa dijadwal ulang lagi. Alhasil beginilah foto-fotomu. Sendu. Padahal kamu anak yang ceria sekali. Ah, tapi tak apa, ini sebagai kenangan pertama perjalanan besarmu ke tanah kelahiran mami. Mudah-mudahan kamu selalu senang ya nak, kalau kita pergi ke Indonesia.

Waktu lima minggu itu cepat sekali. Kamu pun bertambah besar. Namun sedih juga rasanya harus meninggalkan kampung halaman mami. Kamu pun sepertinya sudah terbiasa dengan rutinitas bersama oma. Di hari keberangkatan pulang pun kamu merasa sedih sepertinya. Lesu dan tak banyak ketawa. Begitu tiba di Belanda, kamu diare lagi... aaah ternyata walau kamu terlihat biasa saja, perjalanan ini memang terlalu besar untuk kamu, tubuh mungilmu itu harus masih beradaptasi dan pelan pelan mencerna semua yang kamu alami dan lihat. Maafkan mami ya nak, kalau terlalu cepat membawamu ke sana kemari. Biar kamu jadi anak mandiri dan pemberani, tidak terus terusan di rumah dan dibalik selimut saja. Lihat dunia, begitu banyak hal baru yang bisa kamu lihat dan alami.

Sampai ke perjalanan kita selanjutnya!